Assalamualaikum ☺
Selamat datang di Blog
Calon Psikolog. Sebelumnya, perkenalkan Saya Regita Aldena, atau agar lebih
akrab boleh panggil Saya Rere. Selamat membaca, semoga dapat diambil intisari
terbaik 😉
Pada kesempatan kali
ini, Saya akan bercerita tentang Digital Diary yaitu kegiatan sehari-hari dalam
seminggu.
Pada Hari Jumat, 18
Maret 2016. Saya kuliah seperti biasa, dan juga ada Bimbingan Penelitian
Ilmiah. Saya sudah menulis beberapa judul untuk diserahkan ke Dosen Pembimbing.
Awalnya Saya akan memilih meleliti tentang Pengaruh Kecelakaan terhadap
perubahan perilaku, namun karena terlalu kompleks yang akan di bahas, Saya
beralih ke Culture Organization. Dimana yang akan Saya teliti adalah Perusahaan
Digital Industries, Baidu. Saat Saya mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing
ternyata disetujui, dan Saya pun segera mengirim pesan pada Ko Iwan yaitu Head
Manager di Baidu agar pada hari Senin dan Selasa Saya dapat berkunjung ke
Kantor Baidu untuk melihat Culture Organization disana. Sebelumnya, Saya pernah
beberapa kali mengunjungi Baidu, dan melihat bahwa di sana sangat santai dan
pakaian pun tidak formil. Saya pernah melihat karyawan Baidu memakai Kaos Bola,
padahal Ia sedang berada di Kantor. karena Saya terkesan dan tertarik, maka
Saya memilih Culture Organization Baidu untuk Saya teliti lebih dalam. Mungkin teman-teman bingung bagaimana awal
mula perkenalan Saya dengan Baidu ? NAH akan Saya bahas di akhir digital diary
ini yaa. Stay tune, di baca hingga akhir :)
Nah Selesai bimbingan
Penelitian Ilmiah (PI), Saya berencana untuk bertemu teman lama Saya. Setelah
keluar kelas, Saya menyalakan handphone, betapa terkejutnya Saya mendapati
banyak pesan dari Ayah Saya yang menyatakan bahwa Ibu Saya sedang ada di RSUD
Cibinong, dikarenakan kecelakaan. Segera Saya berlari menuju Stasiun Pondok
Cina, di dalam kereta Saya tak henti-hentinya berdoa agar tak ada hal yang
buruk yang harus saya dapati mengenai Ibu Saya. Saya sampai di RSUD Cibinong.
lalu berlari ke arah
Information Centre untuk menanyakan ruangan Ibu Saya. Akhirnya, Saya mengetahui
bahwa Ibu Saya di rawat di Bougenville 103. Saya berlari, dan sampai di depan
ruangan mendapati Ibu Saya sedang tertidur, dengan luka memar, dan terlihat
kucuran darah yang mengering di lengan. Luka jahit di jemari, dan Kaki kanan
yang terbungkus dengan papan. Ah, rasanya saat itu Saya hancur. Mendapati
keadaan Ibu Saya yang sedang terbaring, lemah tak berdaya. Saya duduk di depan
kasur Ibu Saya. Ibu Saya terbangun dan menangis, menceritakan kejadiaan naas
yang menimpanya tadi pagi. Jujur, hal tersulit bagi Saya adalah menahan air
mata ini jatuh. Saya pura-pura tersenyum dan mencoba menenangkan Ibu Saya.
Ternyata Ibu Saya mengalami kecelakaan pada saat menyeberang jalan, Ia tertabrak
motor dengan kecepatan tinggi. Ibu Saya menyeberang tidak melihat kanan-kiri
karena saat itu handphone-nya terjatuh dan langsung segera mengambilnya.
Saya meminta ijin untuk
pergi keluar sebentar kepada Ibu Saya. Di luar ruangan, Saya menangis, karena
Saya tidak bisa menangis di depan Ibu Saya. Saya terkejut karena Kaki Kanan Ibu
Saya patah dan harus operasi. Dan pasca operasi di haruskan bedrest beberapa
bulan. Tak terbayang kesedihan yang akan Ibu alami nanti, Saya sesekali
mengusap air mata. dan kembali memasuki ruangan dengan tersenyum dan tetap
memotivasi Ibu Saya bahwa segalanya telah Tuhan gariskan dan semua ada
hikmahnya. Tetapi diluar dari perkataan Saya yang menguatkan, Saya sangat
lemah.
Karena
kaki Ibu Saya patah, maka Dokter mengembalikan lagi kepada pihak keluarga
apakah akan operasi pemasangan pen atau akan menempuh cara lain.
Tapi
setelah berembuk dengan pihak keluarga, akhirnya Kami memilih operasi
pemasangan pen. Mengapa ? karena bukan tidak percaya pada pengobatan alternatif,
beberapa kisah pilu dari teman Saya membuat Saya yakin untuk memilih operasi
pen. Kisah-kisah teman Saya adalah ketika mereka mengalami patah tulang atau
secara medis di kenal Fraktur dan ditangani dengan pengobatan alternatif, ada
teman Saya setelah di tangani alternatif mengalami pecah pembuluh darah dan
mengharuskan tindakan medis amputasi, ada pula teman Saya yang tidak mengalami
perubahan selama pengobatan berlangsung, dan ada pula yang malah tumbuh daging
di sekitar daerah fraktur. Ya, postingan ini tidak bermaksud untuk menyudutkan beberapa
pihak. Namun kembali lagi, bahwasanya Manusia hanya mencoba yang terbaik. Maka,
Kami memilih untuk operasi pemasangan pen walaupun lama prosesnya, namun hasil
dari operasi inshaa allah baik.
Jadwal
operasi pun sudah ada, yaitu pada hari Senin, 21 Maret 2016. Berhubung pada hari Sabtu Saya tidak ada
jadwal kuliah. Maka Saya menjaga Ibu Saya di Rumah Sakit. Mulai memandikan,
mengganti popok, menebus resep, Saya lakukan dengan tulus, terkadang apa Saya
lakukan saat ini tidak artinya dengan yang telah Ibu lakukan dalam hidup Saya.
Hari operasi pun tiba. Saya memegangi brankar dorong pasien yang membawa Ibu
Saya ke Ruang Operasi.
Diluar
Ruang operasi, Saya sibuk menebus banyak resep. Padahal Saat itu Saya ingin
sekali bisa duduk di di depan Ruang Operasi. Setelah selesai, Saya kembali
memasuki Ruang operasi untuk menyerahkan obat. Saya tidak lagi melihat Ibu Saya
di Ruang tunggu operasi, operasi sudah berjalan ternyata. Sembari menunggu
operasi, tak henti-hentinya doa dipanjatkan, memohon agar semua berjalan
lancar. Akhirnya operasi pun selesai, Ibu Saya kembali ke ruang inap biasa,
namun belum sepenuhnya sadar. Saya menunggu Ibu Saya hingga sadar. Akhirnya Ibu
Saya sadar. Saya senang karena Ibu Saya telah sadar. Tak lama suster masuk dan
menyerahkan foto rontgen.
Ya, telah terpasang 1 pen di tulang kering, di
tulang fibula tidak dipasang pen dikarenakan yang akan menopang tubuh adalah
tulang kering dan tulang fibula nantinya akan menyambung dengan sendirinya,
begitu menurut penjelasan Dr. Fachry.
Hari-hari
Saya dari Senin hingga Jumat, 25 Maret 2016 adalah di Rumah Sakit. Rutinitas Saya
adalah Kuliah di lanjut praktikum, dan Saya tidak pulang ke Rumah melainkan ke
RS dan menginap disana. Merawat Ibu Saya, memandikan, menyuapi makanan, menebus
resep hingga keesokannya kuliah lagi adalah rutinitas selama berada di RS. Dan
pada hari Jumat siang Ibu Saya diperbolehkan pulang, betapa senangnya.
Alhamdulillah..
Di
rumah tak ada yang berubah, tetap sama Saya tetap merawat Ibu Saya. Dokter
berpesan agar asupan kalsium Ibu Saya ditambah dikarenakan agar proses
pemulihan tulang bisa dengan baik. Tahukah kalian bahwasanya bukan hanya susu
lhoo sumber kalsium. Sumber kalsium lainnya dapat di dapatkan dari Susu,
Yoghurt, keju, Sayuran hijau, Buah-buah segar
seperti pisang, kacang-kacangan dan juga seafood. Jadi teman-teman
pembaca jika ingin memiliki kepadatan tulang yang kuat maka jangan lupa
konsumsi kalsium yang cukup ya!
Di
sela-sela kesibukan menjaga Ibu Saya, Saya tak lupa untuk memakan buah-buah
segar untuk menjaga daya tahan tubuh dan juga agar tak mudah sakit walaupun
sedang sibuk.
sekarang
Saya sedang menyantap Buah Naga merah dan juga buah jeruk. Manfaatnya banyaak
lhoo, yaitu meningkatkan kekebalan tubuh, sumber antioksidan, menjaga ion tubuh
menjaga kulit wajah agar tetap kencang dan terakhir sebagai bonus yaitu untuk
control berat badan hehehe.
Keesokan
harinya, Sabtu 26 Maret 2016. Saya ada pertemuan #BaiduCampussAmbassador di
Pizza E Birra berlokasi di Central Park. Hayooo pasti bingungkan apa sih
#BaiduCampussAmbassador. Ada yang tahu kah? Ya, Baidu adalah Perusahaan search
Engine terbesar di China dan Kini sudah hadir di Indonesia sejak 2013 lhoo. Dan
suatu kehormatan bagi Saya menjadi bagian #BaiduCampusAmbassador dan membangun
Baidu lebih besar lagi di Indonesia :)
Nah kegiatan
gatheringnya pun seru, ada sharing dan games-games seru, yang melatih kita
untuk kerja sama team dan komunikasi yang baik. Selain gathering, keuntungan
lainnya pun adalah short course yang rutin diadakan lho. Menambah ilmu,
menambah banyak teman, pengalaman hanya ada bersama #BaiduCampussAmbassador
terima kasih Baidu!
Yap
begitulah kegiatan rutinas Diary Seorang Calon Psikolog yang sok sibuk hehehe.
Terima kasih ya sudah membaca dan setia sampai akhir J Mungkin Saya hanya akan menyimpulkan
hikmah dari seminggu kegiatan Saya:
-
Tetap tersenyum dan terus bersyukur karena kadang Hidup tak selalu tentang
kesenangan, kadang dengan kesulitan dan musibah, hidup jadi penuh makna.
-
selelah apapun Kamu, pasti tak ada yang menandingi lelah orang tua menjaga
Kita. Sayangi mereka sedari sekarang, rawat dan selalu menjaganya.
-
jangan lupakan kesehatan, sesibuk apapun kesehatan adalah prioritas utama J
-
terakhir, keluarlah dari zona amanmu, cari komunitas baru. Temukan sesuatu yang
beda dan berwarna. Ciptakan pribadi baru dengan pengalaman!
See
You J Jangan lupa
stay tune Digital Diary lainnya!
Wassalamualaikum…
Re... maksud lo, lo mau nyalain hape dan ketemu temen itu gue? Hahaha.
BalasHapusCepet sembuh ya tante, biar jadi hikmah buat tante dan keluarga, ntar kita mengedukasi tentan orthopedi ke masy. Umum ya tante :*
Re... maksud lo, lo mau nyalain hape dan ketemu temen itu gue? Hahaha.
BalasHapusCepet sembuh ya tante, biar jadi hikmah buat tante dan keluarga, ntar kita mengedukasi tentan orthopedi ke masy. Umum ya tante :*
hehehe iya kak.
Hapusmakasih banyak Kak Tara, Kak Tara juga cepet sembuh yaaa!